Visi Tahun 2018

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5)

Inilah alasan utama kenapa kita harus melekat kepada Yesus, karena di luar Dia kita tidak dapat berbuat apa – apa. Pada dasarnya, manusia hanya mampu mengasihi dirinya sendiri. Selebihnya kita butuh pertolongan Tuhan. Untuk mampu mengasihi Tuhan, kita harus mengalami kasih Tuhan terlebih dahulu. Demikian juga untuk mengasihi sesama kita .

Dalam 1 Yohanes 4:19 dikatakan, “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” Kasih adalah modal kita untuk mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan mandatNya. Ketika seseorang tidak memiliki kasih, maka ia akan terjebak dalam sebuah program atau melakukan sesuatu hanya karena :

  1. Takut dihukum jika tidak melakukan
  2. Sebuah imbalan atau “reward”
  3. Ingin menjadi lebih baik

Ketiga hal di atas adalah ciri – ciri kehidupan agamawi. Sebuah kehidupan dimana kita melakukan segala sesuatu  bukan karena mengasihi. Allah adalah kasih, dan kasih selalu identik dengan hubungan. Itulah sebabnya Tuhan selalu memulai pergerakan melalui sebuah perjumpaan. Dari perjumpaan itulah maka kasih yang akan menggerakan kita dari dalam. Hal inilah  yang disebut  “Passion”.

Ketika seseorang tidak mengalami kasih Tuhan, maka ia akan:

  1. Hanya mampu mengasihi diri sendiri (egois)
  2. Hidup dalam kepahitan
  3. Terjebak dalam hidup agamawi

Ketika seseorang hanya mampu mengasihi diri sendiri maka dia akan hanya fokus kepada dirinya sendiri. Dia akan rentan mengalami kepahitan dan dikuasai ketakutan. Akibatnya, dia tidak akan berbuat apa – apa kecuali yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan demi kepentingannya sendiri, bukan kepentingan TUHAN.(*)

Move faster merupakan efek dari Cling to God.

Di Yohanes 15:1-8 kita bisa melihat, untuk apakah kita melekat kepada pokok anggur? Tentu saja supaya menghasilkan buah. Yesus menegaskan bahwa bila kita melekat dan tinggal dalam Dia, maka efeknya adalah kita bisa melakukan banyak hal, apa yang kita minta kita akan menerimanya, dan kita akan menghasilkan banyak buah.
Demikian juga kita dapatkan di Yesaya 40:31, jika orang menanti-nantikan Tuhan maka dia akan mendapat kekuatan baru! Untuk apakah kekuatan baru tersebut? Mereka seperti rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya, berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan dan tidak menjadi lelah!
Melekatkan diri erat kepada Tuhan akan memberi efek kita akan menjadi kuat dan mampu melakukan banyak hal, kita akan bergerak dan bergerak lebih cepat. Seperti perempuan Samaria yang berjumpa dan berdiskusi dengan Yesus di sebuah sumur (Yoh 4:1-42). Perjumpaannya dengan Yesus memberi dampak mengubah hidupnya dan membuat dia memenangkan kampungnya dalam waktu sekejab!
Efek utama daripada melekat kepada Tuhan adalah bergerak dan menghasilkan buah. Bukan sekedar tampil kelihatan “rohani”, karena Tuhan sangat berkepentingan membangkitkan para pelaksana kehendakNya (Yoel 2:11).
Dengan semakin melekat kepada Tuhan, maka akan menghasilkan:

  1. Kekuatan

Kekuatan untuk mengatasi setiap pergumulan, permasalahan, dan kekuatan yang selalu menghasilkan antusiasme untuk melayani Tuhan dimanapun kita berada.

  1. Bergerak

Memberi diri untuk mempedulikan keadaan sekitar kita, kota dan bangsa kita. Memberikan respon cepat untuk berdoa dan mempergumulkannya. Serta bergerak dengan aksi nyata, dan menebarkan kebenaran, keadilan, dan kebaikan.

  1. Berbuah

Menghasilkan buah membuat nama Yesus dikenal dan menghasilkan jiwa-jiwa.

Sudahkah kita selalu Cling to God?

Apakah Cling to God membuat kita kuat, bergerak, dan menghasilkan buah? (*)