Yayasan dan SMAKr. Pandhega Jaya
Perjalanan dimulainya ide pembangunan sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, berawal dari pelatihan kepemimpinan yang dilakukan oleh Excellent Leader Training (ELT) di Kupang. Saat itu Pdt. Budi Utomo merasakan beban yang begitu kuat untuk melakukan sesuatu bagi kemajuan NTT dan mengatakan kepada Pdm. Anton Darmawan dan Pdm. David Novandi, “Kita harus membangun sekolah di NTT”. Ini adalah hal yang sangat baru bagi mereka berdua, karena mereka tidak pernah membayangkan akan membangun sebuah sekolah. Tetapi, ketiadaaan pengalaman tidak menyurutkan beban yang telah Tuhan letakkan di hati mereka untuk membangun sekolah di NTT.
Dengan sumber daya yang terbatas, rumitnya pengurusan ijin pendirian yayasan, penghimpunan dana, pembelian tanah, sosialisasi, dan banyak pekerjaan lain, seluruh tim bekerja keras memberikan yang terbaik karena mereka memiliki hati bagi bangsa, untuk berjuang demi masa depan bangsa yang lebih baik.
Tidak hanya itu, Elisabeth Devi Dwi Dutavire dan suaminya, Hizkia Ade Kurniawan mendapatkan beban yang kuat untuk pindah dari Surabaya dan mengabdikan diri sepenuhnya di SMAKr. Pandhega Jaya. Devi kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah, dengan dibantu oleh Jeni Rodiani Mau dan Samuel Meha. Mereka bertigalah yang menyusun seluruh aspek akademis SMAKr. Pandhega Jaya. Sedangkan, Hizkia bertanggung jawab untuk pengembangan unit bisnis di SMAKr. Pandhega Jaya.
Berawal di bulan Maret 2014 SMAKr. Pandhega Jaya memulai proses penerimaan murid, hingga di tahun 2017 sekolah ini sudah memiliki angkatan ke-empat. Angkatan pertama yang berjumlah 21 siswa telah lulus dari SMAKr. Pandhega Jaya, dan tiga angkatan setelahnya yang masih menempuh bangku pendidikan berjumlah 67 siswa.
Tanpa peran Mitra Pandhega Jaya (mitra orang tua asuh dan mitra pembangunan), SMAKr. Pandhega Jaya tidak dapat berdiri sampai saat ini. Lewat setiap dukungan yang diberikan, tim dapat mendirikan bangunan fisik sekolah yang meliputi; ruang kelas, guru, hall serbaguna, dan asrama. Saat ini proses pembangunan tahap III &IV sedang berjalan. Pembangunan ini mencakup pendirian guest house dan rumah tinggal guru, lapangan futsal, voli, basket, dan tribun. Kedepannya, kami percaya sekolah ini akan terus dibangun bukan hanya bangunan secara fisik dengan fasilitas yang lengkap namun yang terpenting membangun dan melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan bagi NTT dan bangsa Indonesia. (*)