Baskom dan Lenan

Baskom dan Lenan

Dalam seluruh kitab Injil, ketika Yesus membicarakan tentang Leadership, maka pasti mengacu kepada servanthood.

Yohanes 13: 5 – kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki  murid-murid-Nya  lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Yohanes 13 : 14-Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.

Ada 3 simbol pelayanan Yesus dan itu tidak popular bagi dunia :

  1. Baskom
  2. Salib
  3. Kubur

Yesus adalah pemimpin hebat yang diakui seluruh dunia. Kepemimpinan yang tidak mengadopsi 3 simbol ini, maka kepemimpinan itu akan timpang. Pelayanan gereja yang tidak mencium simbol ini hanya akan menghasilkan anak-anak gampang.

Baskom

Lambang utama dari kekristenan sebenarnya adalah baskom dan kain lenan, bukan salib. Baskom adalah satu-satunya lambing orisinal Yesus. Sedangkan salib adalah alat Romawi untuk menghukum penjahat.

Pelayanan baskom berarti pelayanan kehambaan yang penuh kerendahan hati yang melayani kehendak Bapa, sesama dan orang yang tidak berdaya, secara agresif dan radikal.

Filipi 2 : 9-10 – Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia j  dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

Yesus sendiri secara sukarela menggunakan baskom untuk menggambarkan pelayananNya. Gereja yang menggunakan cara perjuangan yang bukan kehambaan akan kehilangan kuasa untuk menyatakan Kristus, karena hanya dengan cara Yesus selalu menghasilkan hasil Yesus.

Baskom dan kain lenanlah yang membangun salib, karena salib adalah sambutan dari kuasa jahat atas pelayanan baskom (kehambaan). Sehingga salib muncul untuk membunuh (kubur) pelayanan baskom.

Lucifer adalah makhluk sangat sombong yang ingin menyaingi Allah. Itulah mengapa orang yang menjadi hamba adalah serangan telak bagi iblis.

Salib

Lukas 9 : 23 – 26 – Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari  dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya  karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Sebab barangsiapa malu karena Aku  dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat  kudus.

Selama bertahun-tahun saya (Cornelius Wing) berpikir salib adalah lambang penderitaan yang datang tanpa diundang, yang sepertinya tidak dapat dihindari. Padahal ayat 23 mengatakan, “tiap orang yang mau…”, jadi Salib adalah sesuatu yang kita pilih secara sengaja.

Mengapa orang Kristen tidak keren ? karena mereka menunggu salib, bukan memilih salib. Salib adalah pilihan dengan sengaja. Artinya ini adalah tindakan aktif untuk mendatangi.

Salib Yesus bukanlah pemaksaan Allah kepada Yesus. Di Taman Getsemani , Yesus punya pilihan untuk memanggil malaikatNya dan menghindari penangkapan., tapi Yesus hanya berkata , “Sekiranya cawan ini dapat berlalu…kehendakMu yang terjadi…”. Memahami salib tanpa mengerti bahwa hal ini adalah hal yang kita pilih dengan sukarela , maka sedang melecehkan arti salib.

SMCC diawali dari pelayanan baskom (kehambaan), jangan sampai nilai-nilai ini digerus oleh zaman dan kita justru mencari untuk memiliki. Kita harus selalu fokus pada pergerakan untuk melepaskan (memberikan), sampai kita bahkan tidak punya apa-apa.

Baskom dan kain lenan harus selalu menjadi identitas pelayanan kita. Ketika berita Injil berubah jadi berita yang (hanya) menyenangkan (telinga manusia), berarti kita sedang keliru memberitakan.

Gereja seharusnya tidak menyesuaikan diri dengan dunia (gaya milenial) , tetapi seharusnya menularkan esensi. Karena itu cara kita melayani tidak boleh berubah. Gaya bahasa boleh menyesuaikan, tapi tidak dengan gaya hidup.

Jika dalam satu hari kita belum mengambil pelayanan baskom, yaitu baskom kita kering, maka kita harus merasa gelisah. Setiap hari harus ada yang kita korbankan, harus ada seseorang yang terdampak dari pelayanan kita.

 

Leave a Comment