STOP CUEK POLITIK ! MARI MELEK POLITIK !
Oleh : Brillianto Rineksa – Sekjen ISRA
Politik adalah suatu sistem tingkah laku (behaviour) yang mengatur hubungan (kepentingan) dari pihak-pihak yang membuat suatu pola-pola tertentu yang bersifat menetap untuk sementara waktu, tetapi mengalir dalam perubahan yang alamiah untuk menghasilkan progressive mutual / public benefit dan order dari sebuah satuan masyarakat.
Dari sisi pengertian, politik berarti sistem tingkah-laku yang mengatur hubungan kepentingan dari pihak-pihak, maka seharusnya politik adalah sesuatu yang bermanfaat.
Hari hari ini, politik cenderung jadi salah kaprah, dimaknai secara negatif. Hal ini diakibatkan karena kiprah para pelaku politiknya yang tidak sesuai tujuan politik itu sendiri. Bahkan bisa jadi, para pelaku tersebut tidak mengerti apa makna sebenarnya dari politik. Dianggapnya hanya jalan merebut kekuasaan.
Jadi, seorang pemimpin artinya harus bisa memberi public benefit kepada pihak-pihak yang dipimpinnya. Kalau hanya kepada satu pihak saja, lalu buat apa dia jadi pemimpin PARA pihak (jamak)? Cukup jadi pemimpin kelompoknya saja! Mentok! Belum bisa naik ke area publik yang lebih luas dan tanggung-jawab yang semakin besar!
Siapa yang tidak tahu bahwa Indonesia adalah negara yang menerapkan sistem politik demokrasi. Dalam sistem ini setiap individu memiliki hak untuk menentukan pemimpin yang akan mengatur masa depan negaranya dan setiap individu juga memiliki hak untuk memberikan aspirasinya ke pemerintah yang berkuasa. Oleh karenaitu, demokrasi adalah sistem politik kerakyatan dan tanpa adanya partisipasi rakyat, demokrasi tidak akan berjalan dengan baik.
Generasi muda merupakan partisipan penggerak awal demokrasi. Sikap pasif kaum muda akan menjadi suatu proses pelemahan demokrasi, karena kaum muda merupakan individu yang sangat kritis dalam menganalisis regulasi dan peka akan pemimpin yang tepat untuk kemajuan negaranya.
Namun sangat disayangkan ,fenomena yang muncul pada saat ini adalah minat akan politik di antara anak-anak muda tampak tidak terlalu disukai. Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2015, didapati bahwa 79% anak muda di Indonesia tidak tertarik berpolitik.
Generasi melek politik menjadi sebutan tersendiri bagi anak muda. Hal ini dikarenakan, politik yang masih dianggap tabu oleh anak muda. Hanya segelintir anak muda yang mau ikut memahami tentangpolitik Indonesia yang unik.
Lalu, mengapa generasi muda Indonesia harus melek politik? Jawabnya, karena kebijakan yang dihasilkan para elite politik akan berdampak terhadap hamper seluruh aspek kehidupan warga, tak terkecuali anak muda.
Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa. Meneruskan estafet politik di negara, mengatur dan membuat kebijakan yang lebih baik. Pemuda adalah harapan untuk memperbaiki politik di masa depan.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara agar generasi muda bisa melek politik? Satu-satunya cara agar bisa lebih paham politik adalah dengan terlibat! Kita tidak bisa hanya duduk diam lalu berharap negara akan baik-baik saja.
Cara mudah terlibat dalam politik misalnya dengan ikut berpartisipasi dalam pemilu. Sebelum pemilu, Pemuda harus turut mengawasi program-program kerja yang dikampanyekan oleh calon Kepala Daerah atau Legislatif.
Untuk mahasiswa, keterlibatan politik bisa diawali dengan aktif dalam organisasi kampus. Seperti pemilihan ketua BEM atau ketua organisasi. Ikut terlibat aktif dalam organisasi kampus berarti turut berkontribusi untuk pengembangan organisasi kearah yang lebih baik. Masih ingin tahu lebih banyak tentang politik? Kita sebagai pemuda Indonesia juga bisa mendaftarkan diri menjadi anggota partai politik atau ikut gerakan sosial.
Dengan melek politik, pemuda Indonesia juga dapat merasakan keuntungannya yaitu mengerti apakah system pelayanan publik di Indonesia sudah memadai atau belum. Karena tatanan politik berpengaruh terhadap kebijakan publik seperti kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Dapat menyerukan ide-ide brilian nan segar yang lebih sesuai di era sekarang.
Tak hanya itu, dengan melek politik, pemuda Indonesia dapat membantu teman-teman sesama anak muda untuk mendapatkan haknya atau membantu menyalurkan aspirasinya ke lembaga yang bersangkutan.
Kepedulian generasi muda saat ini terhadap masalah politik di Indonesia sangat berpengaruh untuk ke depannya. Karena nasib Indonesia yang akan dating ada di tangan para pemuda sekarang. Oleh karena itu, mari melek politik untuk Indonesia yang lebih baik.
Bangsa ialah tempat di mana Tuhan menempatkan kita untuk menjawab perintah (panggilan)-Nya. Kalau negara kita adalah milik kita semua, maka semua soal kewarganegaraan, baik yang sulit maupun yang enteng, adalah pula soal-soal kita sendiri. Dan kita harus bersama-sama memecahkannya. Inilah tanggung jawab dan tugas kita bersama. Sebab kemerdekaan berarti tanggung jawab. Syarat mutlak untuk pertanggunganjawab ini ialah keinsyafan kenegaraan.
“Bhinneka Tunggal Ika” hanya bisa berlaku sempurna, jika “Bhinneka” itu diperkuat oleh “Ika”. Sebaliknya “Ika’ hanya dapat tetap “Ika”, kalau “Bhinneka” diperhatikan, diperkembangkan dan dipentingkan. Pendeknya, haruslah ada imbangan yang sehat antara “Bhinneka” dan “Ika”. Dilihat dari sudut rohani, negara dan bangsa itu sebenarnya harus hidup, bukan saja untuk mencapai suatu derajat yang setinggi-tingginya di antara bangsa-bangsa, tetapi ia juga harus hidup untuk memuliakan nama Tuhan.
Mari generasi muda, peduli politik bangsa untuk masa depan Indonesia yang lebih sejahtera! (*)