Menjadi Netizen yang Sehat di Sosial Media
Kontributor : Silvia Arviana
Internet merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Masyarakat tanpa internet dapat dianalogikan seperti kura-kura tanpa tempurungnya. Warga internet (warganet) atau yang kerap kita sebut sebagai netizen merupakan orang yang aktif menggunakan internet. Terlihat di sekeliling kita, tidak sedikit orang yang menggunakan internet. Bagi masyarakat, internet merupakan alat yang sangat membantu mereka, serta membuat mereka nyaman menggunakannya. Internet yang kemudian berkembang dan menciptakan platform seperti media sosial, membuat masyarakat semakin terperangkap dalam dunia maya. Sosial media mengubah kehidupan sosial masyarakat tradisional dari interaksi tatap muka menjadi interaksi sosial daring. Hal ini memungkinkan terciptanya warganet yang saat ini sangat aktif di media sosial.
Perpindahan kehidupan bermasyarakat dari bertatap muka ke media sosial membuat terjadinya konstruksi sosial. Konstruksi sosial adalah proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu atau sekelompok individu, menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Media sosial telah memberikan suguhan informasi kepada masyarakat. Informasi tersebut diterima dan menciptakan realitas sosial yang dipercayai oleh masyarakat. Pengaruh media terhadap kehidupan masyarakat sangat terlihat dan terasa. Hal ini dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang menggunakan media sosial serta internet dan menjadikan hal-hal tersebut sebagai sumber utama informasi mereka. Kebergantungan masyarakat akan media sosial membuat aktivitas kehidupan masyarakat juga berpindah lebih banyak ke media sosial, sehingga hal ini secara otomatis berdampak pada terbentuknya warganet.
Warganet atau netizen sendiri dapat dikelompokkan ke dalam berbagai tipe berdasarkan dari bagaimana mereka berkomentar di media sosial. Tipe netizen yang pertama adalah netizen bisu. Tipe netizen ini adalah warganet yang tidak banyak berkomentar, entah itu komentar baik maupun buruk. Tidak hanya itu, netizen bisu ini juga tidak pernah atau jarang sekali memberi tanggapan di media sosial, dikarenakan malas untuk menanggapi suatu hal. Mereka juga bersikap skeptis dan merasa bahwa tanggapan yang disampaikan tidak akan ada gunanya serta hanya membuang waktu saja. Dapat diasumsikan bahwa mereka yang termasuk dalam tipe ini tidak suka terlibat dalam sebuah perdebatan maupun situasi yang panas.
Tipe netizen yang kedua adalah netizen yang cerewet. Netizen ini adalah tipe yang bertolak belakang dengan netizen bisu. Mereka sangat suka berbagi komentar di media sosial. Komentar atau tanggapan yang diberikan tidak semua positif. Tanggapan negatif juga banyak dilontarkan oleh netizen tipe ini. Mereka yang tergolong dalam ini bisa dijumpai di kolom komentar pada akun media sosial yang menyampaikan berita maupun informasi lainnya. Netizen tipe ini sangat menonjol. Ini dikarenakan mereka sangat aktif memberikan opininya pada kolom komentar, entah itu berupa kritik pedas dan tajam atau pujian serta saran yang positif.
Tipe terakhir dari klasifikasi netizen yang ada adalah netizen yang sehat. Tipe ini bisa dikatakan ada di tengah-tengah kubu netizen bisu dan netizen cerewet. Netizen yang sehat sepertinya tidak terlihat atau tidak terlalu aktif, namun komentar yang dilontarkan adalah komentar yang membangun. Membangun dalam hal ini juga bisa dikatakan seperti netral, komentar yang tidak berpihak, terkesan diplomatis dan tidak menjatuhkan siapapun. Tipe netizen yang sehat ini sangat sulit ditemukan karena secara tidak langsung manusia juga pasti akan memihak. Sangat sulit untuk benar-benar berada di tengah-tengah sebuah kubu.
Jika netizen yang sehat sangatlah sedikit, lantas bagaimana cara kita menjadi netizen yang sehat? Hal yang penting dan harus dilakukan pertama kali oleh seorang netizen dalam menanggapi sebuah berita maupun informasi adalah mencari kebenaran lebih dalam lagi mengenai informasi maupun berita yang diberikan. Mencari informasi secara mendalam dapat membantu kita sebagai netizen agar informasi yang didapat bukanlah hoax atau informasi palsu yang hanya membuat suasana lebih panas. Tidak hanya itu, netizen juga menjadi lebih paham tentang seluk beluk dari sebuah berita maupun informasi yang diterima. Hal ini akan membantu netizen agar tidak dibohongi oleh media massa.
Hal kedua yang harus dilakukan agar menjadi netizen yang sehat adalah berpikir dari sisi lain atau memiliki perspektif yang berbeda. Memiliki perspektif yang berbeda sangat membantu kita sebagai netizen untuk menjadi netral. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan ketika kita memiliki perspektif yang berbeda, kita dapat mengerti apa yang dipikirkan dan yang dirasakan oleh orang lain. Dari sinilah kita bisa belajar menaruh posisi kita “di sepatu orang” tersebut. Kita bisa lebih netral dalam menilai dan membuat kita berada di posisi netizen yang tidak berkubu. Ketika menjadi netral, kita tidak akan sembarangan untuk menilai dan menghakimi orang lain.
Kegiatan terakhir yang harus dilakukan untuk menjadi netizen yang sehat adalah speak up. Ketika kita memberikan komentar bukan berarti itu adalah suatu hal yang salah. Tetapi, kita harus menggunakan peluang berkomentar secara efektif dengan cara memberikan komentar yang bersifat membangun. Dalam hal ini kritik bukanlah suatu hal yang salah, kritik itu baik, namun harus disampaikan dengan baik dan disertai dengan sebuah saran atau problem solving. Tidak hanya itu, kritik juga bisa diikuti dengan pemikiran yang kritis, sehingga apa yang disampaikan menjadi suatu hal yang berbobot dan tidak kosong. Ketika netizen speak up, jangan lupa untuk menggunakan kalimat yang sopan sehingga tidak menimbulkan kericuhan yang berkepanjangan maupun debat kusir dalam sebuah kolom komentar.
Komentar maupun netizen dilihat sebagai satu kesatuan, tidak bisa dipisahkan, dan akan selalu muncul di setiap media sosial yang ada. Komentar dan netizen juga bukan suatu hal yang buruk. Sebaliknya, netizen dan komentar bisa menjadi hal yang membangun orang lain dan membuat orang lain menjadi semakin kritis serta mengerti dengan lingkungan sekitarnya. Jika kita termasuk dalam salah satu netizan yang kurang sehat (netizen bisu atau cerewet), kita bisa menggunakan kesempatan dan peluang untuk menjadi netizen yang sehat dengan menggunakan kolom komentar dengan lebih bijak dalam media sosial.