Memuliakan Tuhan

Memuliakan Tuhan

Tujuan utama dari seluruh rangkaian hidup orang percaya adalah memuliakan Tuhan

Matius 5:13-16,

13, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 

14, Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 

  • Jangan marah, setelah jadi kristen hidupmu disorot, dilihat, gerak gerik diamati

15, Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 

16, Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” 

  • Bagaimana cara memuliakan Tuhan? Terang berbicara: bersatunya kualitas dan dampak dari hidup kita. Tidak boleh hilang salah satu.

 

BAGAIMANA AGAR TERANG KITA BISA BERCAHAYA MAKSIMAL?

  1. Gambar Diri Kita Harus Pulih
  • ayat 16 ini bisa max kita kerjakan jika kita sadar akan pentingnya ayat 13 dan 14. Yaitu: semua dimulai dari kesadaran kita akan identitas diri kita. Banyak orang sibuk mencari tahu kehendak Tuhan, tapi ada hal yang lebih penting daripada itu yaitu: kita harus menyadari siapa diri kita.
  • Contoh: Musa

Keluaran 3:10-12,

10, Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” 

11, Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” 

12, Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”

  • Tuhan punya rencana yang besar atas hidup Musa, tapi yang membuat Musa tidak berani menjalani apa yang dia ketahui adalah dia tidak yakin akan identitas dirinya.
  • Contoh: 12 pengintai

Bilangan 13:2, 30-33,

2, “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka.”

30, Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”

31, Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.” 

32, Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. 

33, Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” 

  • “Kami melihat diri kami seperti belalang”, jika kita umpamakan diri kita belalang, maka tentu saja semuanya terlihat besar.
  • “dan demikian juga mereka terhadap kami”… Pandangan orang terhadap diri kita sangat dipengaruhi bagaimana kita memandang diri kita.
  • Jadi jangan salahkan orang lain memandang kita seperti apa, karena itu sangat tergantung bagaimana kita memandang diri kita. Oleh sebab itu kita harus terus menjaga kesehatan gambar diri kita. Namanya sehat harus dipelihara, tidak bisa sehat terus.
  • Contoh: anak yg hilang

Lukas 15:17-22,

17, Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 

18, Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 

19, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 

Anak ini mengalami kehancuran gambar diri, keluar sebagai anak lalu ingin kembali sbg budak.

Tiap orang bisa alami guncangan gambar diri..

Tetapi….

20, Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 

21, Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 

22  Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 

Ada kata-kata yang belum sempat diungkapkan anak yang hilang ini : “aku tidak layak disebutkan sebagai anak bapa”, langsung ayahnya meminta dibawakan jubah, cincin dan sepatu..

 

  1. Miliki Value..
  • Sesuatu hal yang penting buat kita

Contoh: kita datang ibadah, itu merupakan salah satu value, dimana kita bisa melakukan apapun selain itu.

  • Sesuatu hal yang layak untuk kita bayar atau perjuangkan

Semahal apapun harganya…

Contoh: kita beli pakaian.. kalau kita cocok dengan modelnya, apa yang setelah itu kita lihat? Harga.

Kita lihat harga 1 juta.. kita berpikir untuk apa dan meski tertarik kita putuskan untuk tidak membeli, tetapi ada orang-orang yang tetap mau membeli, bahkan mungkin secara finansial orang yang beli belum tentu lebih mampu daripada orang yang mengurungkan niatnya. Bahkan dia beli bukan karena foya-foya atau hobby, tetapi dia melihat pakaian itu layak untuk dia bayar.

  • Sesuatu hal yang benar-benar kita akan hidupi bukan hanya kita ketahui

Ada perusahaan-perusahaan yang menulis value, tetapi belum tentu mereka hidupi.

  • Value terlihat dari sesuatu hal yang pasti akan kita tolak

Terutama jika itu adalah hal yg enak dan menyenangkan. Jika ditawari hal yang tidak enak, menolak itu mudah. Tapi kalau hal yang menyenangkan?

Contoh: ditawari uang.

  • Kita dikenal org sbg apa?

Sulit hebat di semua lini. Sampai orang ingat dirimu, ingat value itu. Contoh: Ahok, Jokowi.

Leave a Comment