Harapan
Speaker by: David Novandi
Natal itu bicara tentang harapan yang digenapi.
Di Alkitab bilang bahwa nubuat soal Yesus itu sudah dinubuatkan, khususnya di kitab Yesaya.
Setiap manusia itu punya harapan. Bahkan penelitian bilang, manusia mampu 40 hari tanpa makan. Tetapi, kita tidak bisa hidup beberapa detik, jika kita tidak punya harapan.
Harapan = sesuatu yang akan kita dapatkan atau sesuatu yang kita inginkan itu terjadi buat kita semua.
Masalahnya jika harapan itu tanpa ada dasar yang kuat, makanya jadinya kehilangan harapan.
Natal berbicara tentang pengharapan yang sudah terjadi.
Roma 15:13
Dasar pengharapan kita adalah TUHAN
Pengharapan biasanya mengacu pada 2 hal:
1. Tentang pribadi yang memberikan janji
2. Keyakinan teguh akan sesuatu pasti terjadi
Matius 1:22-23
IMANUEL — ini adalah dasar dari pengharapan kita. Karena Dia Imanuel, Dia menyertai kita.
Jadi di Roma 15:13, kata “pengharapan” adalah dasarnya Tuhan yang beserta dengan kita. Itu adalah dasar pengharapan kita.
Pengharapan kadang-kadang membutuhkan kesabaran. Bangsa Israel butuh 795 tahun sebelum penggenapan Firman Tuhan terjadi.
Kita perlu menyadari betul-betul ketika pesan natal disampaikan itu seperti penantian sekian lama dan akhirnya terjadi. Contoh: seperti berbelanja online, kita menantikan kedatangan paket itu.
Roma 5, sebelum kata pengharapan muncul, didahului dengan kata kesengsaraan menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, tahan uji menimbulkan pengharapan.
“…memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu” (Roma 15:13b)
Dalam versi inggrisnya, sukacita dan damai sejahtera kita alami karena kita PERCAYA karena Tuhan sumber pengharapan kita!
Jadi, pengharapan itu butuh KEPERCAYAAN. Kita tidak mungkin percaya pada seseorang yang kita gak kenal.
Makanya pengharapan itu berhubungan dengan pengenalan.
Semakin dalam kita kenal dengan Tuhan, endingnya semakin berlimpah-limpah kita dalam pengharapan.
Pengharapan itu didasari dari kepercayaan. Dampaknya, sukacita dan damai sejahtera ada dalam hidup kita.
Sukacita = merasa cukup apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.
Damai sejahtera = perasaaan aman tanpa didasari oleh melihat kenyataan yang terjadi.
Sukacita dan damai sejahtera dasarnya adalah mengetahui Tuhan beserta dengan kita.
Untuk menguji apakah kita mengenal Tuhan yang kita sembah, apakah masih ada sukacita dan damai kah dalam diri kita di tengah masalah hidup kita?
“…supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” (Roma 15:13c)
Kenapa? Karena Roh Kudus itu ternyata memberikan kekuatanNya, salah satunya, supaya kita berlimpah-limpah dalam pengharapan.
Pengharapan kita dalam Tuhan bisa membawa kesaksian.
Ibrani 6:17-19
ayat 17 “Allah berjanji” , ayat 18 “Allah bersumpah”
Pengharapan itu adalah sauh / jangkar = ternyata kita berlimpah dalam pengharapan adalah untuk supaya kita tidak terombang-ambingkan atau tetap kuat pada Tuhan.
Jika Tuhan beserta dengan kita, seharusnya kita tidak akan tergoyahkan oleh apapun juga.
Ibrani 10:23
Dasar yang berikutnya adalah Tuhan yang menjanjikan kita itu setia, maka berpegang teguhlah pada pengharapan.
“Kalau Tuhan belum beri titik, jangan pernah berhenti berharap.”